Sayangnya masih banyak pendidikan dasar di Indonesia yang tetap mempertahankan asas 'Out of Yunnan'. Ketika kita mengacu pada teori nenek moyang Yunnan, dikatakan bahwa asal nenek moyang kita berasal dari Yunnan, China. Menurut teori ini, migrasi penduduk dari Yunnan ke nusantara melalui tiga gelombang, yaitu; pemindahan negrito, proto malay Dilansirdari Ensiklopedia, migrasi nenek moyang bangsa indonesia yang kedua disebut proto melayu melalui jalur filipina-sulawesi-kalimantan-jawa-sumatera. Baca Juga: Berikut diberikan nama alat listrik beserta datanya. Jika dihubungkan dengan sumber tegangan yang sesuai dan dalam waktu yang bersamaan maka alat yang menyerap energi terbanyak adalah danjalur timur, sedangkan bangsa Deutro Melayu melalui jalur barat. Melihat bentang alam tersebut, proses persebaran dilakukan dengan cara Berlayar menggun akan perahu bercadik 4 Teori-teori asal nenek moyang bangsa Indonesia Prof. Mohammad Yamin menentang semua teori-teori yang menyebut jika nenek moyang bangsa Indonesia justru berasal dari cash. - Deutro Melayu merupakan sebutan bagi suku bangsa yang disinyalir sebagai salah satu leluhur dari sebagian besar orang Indonesia saat ini. Karena suku bangsa ini bukan penduduk asli kepulauan di nusantara, jalur migrasi Deutro Melayu dan persebarannya di Indonesia menjadi topik pembahasan utama di kalangan ahli sejarah. Pendapat mengenai asal usul nenek moyang bangsa Indonesia memang beragam. Catatan tentang kapan dan dari mana nenek moyang bangsa Indonesia datang hingga kini menjadi diskusi penting terkait sejarah asal usul bangsa dari buku Sejarah Indonesia SMA terbitan Kemdikbud 2020, salah satu teori asal-usul Bangsa Indonesia menyimpulkan bahwa nenek moyang mayoritas penduduk kepulauan nusantara berasal dari Yunan, kawasan di Cina selatan. Pendatang dari Yunan ini bermigrasi ke wilayah kepulauan yang kini menjadi wilayah Indonesia via sungai-sungai besar di daratan Asia Tenggara dan laut. Mereka juga datang secara ditarik garis waktu yang merentang selama beberapa abad sebelum masehi, gelombang para pendatang dari Yunan itu bisa dibedakan menjadi 2, yakni Proto Melayu dan Deutro Melayu. Gelombang pertama yang bemigrasi ke Indonesia pada 3000 SM hingga 1500 SM disebut sebagai Proto Melayu. Kedatangan mereka ditandai dengan ciri-ciri kebudayaan neolitikum, seperti jenis perahu bercadik satu. Baca juga Mengenal Ciri-Ciri Fisik Ras Mongoloid Serta Penyebarannya Sejarah Manusia Purba Homo Sapiens Penemu, Lokasi, Ciri-ciri Fosil Lalu pendatang gelombang kedua dengan waktu migrasi dari Yunan ke nusantara pada kurun 1500 SM hingga 500 SM disebut dengan istilah Deutro orang-orang Deutro Melayu ke Indonesia ditandai jejak peninggalan perahu bercadik dua. Peninggalan lain dari orang-orang Deutro Melayu yang bisa terlacak dari sejumlah penggalian, adalah benda-benda berbahan perunggu dan logam. Jalur Migrasi Deutro Melayu dan Persebarannya Bangsa Deutro Melayu tiba di Indonesia pada sekitar tahun 500 SM. Sesuai dengan sejumlah bukti sejarah yang ditemukan, bangsa Deutero-Melayu masuk ke wilayah kepulauan Indonesia melalui jalur Deutro Melayu diperkirakan semula bergerak untuk bermigrasi ke sekitar hulu sungai Salwen dan sungai Mekhong. Alasan migrasi tersebut kemungkinan bencana alam atau serangan dari suku bangsa lain. Mengutip dari ulasan di Jurnal Fajar Historia Vol. 3, 2019, jalur migrasi bangsa Deutro Melayu ke nusantara bermula dari Yunan diperkirakan wilayah di sekitar Teluk Tonkin, lalu menuju wilayah Vietnam, Thailand, Malaysia, hingga akhirnya tiba di Indonesia. Setelah tiba di semenanjung Malaya, orang-orang Deutro Melayu berlayar ke Sumatra. Kemudian, secara bertahap, mereka menyebar ke kawasan Jawa, Kalimantan, Bali, dan Nusa Tenggara. Orang-orang Deutro Melayu lantas berkembang dan menyebar ke berbagai wilayah di nusantara menjadi suku-suku yang masih ada sampai saat ini seperti Melayu, Minang, Jawa, Sunda, dan lain sebagainya. Persebaran Deutro Melayu meliputi semua kepulauan di Indonesia, kecuali beberapa pulau di sekitar Papua. Bangsa Deutro Melayu datang ke nusantara sembari membawa kebudayaan logam yang berasal dari Dongson, kawasan di Vietnam Utara. Kebudayaan logam itu terlihat dari peninggalan mereka, seperti candrasa, nekara, manik-manik, arca, dan bejana perunggu. Peninggalan-peninggalan ini pula yang menunjukkan bahwa peradaban Deutro Melayu sudah lebih tinggi dari bangsa Proto Melayu. Menukil dari Buku Sejarah Indonesia Kemdikbud 2017, bangsa Deutro Melayu juga menguasai keahlian di bidang pengolahan tanah. Karena itu, mereka sudah bisa membuka hutan dan lantas menjadikannya areal pertanian lengkap dengan saluran Deutro Melayu pun diduga sudah menggunakan ilmu perbintangan untuk membantu kegiatan pelayaran mereka di laut. - Pendidikan Kontributor Muhammad Iqbal IskandarPenulis Muhammad Iqbal IskandarEditor Addi M Idhom PETA JALUR MASUKNYA NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA Menurut teori H. Kern dan Von Heine Geldern, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari rumpun bangsa Austronesia yang masuk ke Indonesia sekitar 2000 SM secara bergelombang dan menyebar ke wilayah berasal dari daerah Yunan Tonkin, yaitu sekitar lembah hulu Sungai Mekhong, Vietnam bangsa Austronesia tersebut disebabkan oleh berbagai terjadinya bencana alam, seperti banjir, gempa bumi, kemarau panjang, dan adanya serangan bangsa-bangsa pengembara dari Cina Utara bangsa Barbar sekitar tahun 2000 SM, dan serangan dari bangsa Tibet sekitar 1000 SM. Faktor tersebut telah mendorong bangsa Austronesia meninggalkan tempat kelahirannya untuk mencari tempat hidup baru yang lebih aman. Mereka datang ke Indonesia ada yang melalui jalur darat dan ada juga yang melalui jalur mereka ke Indonesia terbagi dalam dua gelombang, yaitu sebagai berikut. a. Gelombang Pertama 2000 SM Nenek moyang bangsa Indonesia yang datang kali pertama diperkirakan terjadi pada 2000 SM. Arus perpindahan bangsa Austronesia ini membawa kebudayaan Neolithikum, dan dikenal dengan sebutan Proto Melayu Melayu Tua. Mereka datang dari Yunan ke Indonesia melalui jalur Barat dan Timur. Jalur Barat, dari Semenanjung Malaya, Sumatra, ada yang menuju ke Jawa, ada yang menuju ke Kalimantan, dan berakhir di Nusa Tenggara. Peninggalan kebudayaan yang dibawa melalui jalur barat ini adalah kapak persegi. Jalur Timur, dari Teluk Tonkin di Yunan menyusuri Pantai Asia Timur menuju Taiwan, Filipina, Sulawesi, Maluku, Papua, sampai Australia. Peninggalan kebudayaan yang dibawa melalui jalur ini adalah kapak lonjong yang banyak dijumpai di Minahasa, Seram, Kalimantan, dan karena itu, kapak ini sering disebut Neolithikum Papua. Dari sekian banyak suku bangsa Indonesia yang tersebar di seluruh Kepulauan Nusantara, kita masih dapat melihat suku bangsa yang tergolong Proto Melayu ini, yaitu Suku Batak Pedalaman, Suku Dayak, Suku Toraja, dan Suku Papua. b. Gelombang Kedua 500 SM Gelombang kedua terjadi sekitar 500 SM. Gelombang kedua ini juga termasuk dalam rumpun bangsa Austronesia yang disebut Deutro Melayu Melayu Muda.Kebudayaan yang dibawa ras Deutro Melayu ini relatif lebih maju karena mereka sudah mengenal benda- benda dari perunggu, seperti kapak corong, nekara, dan perhiasan perunggu Kebudayaan Dongson. Bangsa Austronesia dari ras Deutro Melayu ini akhirnya dapat mendesak ras Proto Melayu yang sudah lebih dahulu ras Deutro Melayu ini lebih terbuka terhadap pengaruh kebudayaan luar dibandingkan dengan ras Proto Melayu. Kedatangan nenek moyang ke wilayah kepulauan kita memilih daerah pantai, muara, dan sungai dengan per- timbangan, antara lain letaknya strategis, mudah mendapatkan air, subur, tersedia bahan makanan, dan jalur lalu lintas yang mudah dilalui. Melalui perjalanan waktu yang sangat panjang, ras Deutro Melayu ini akhirnya menjadi nenek moyang sebagian besar bangsa me-lahirkan kebudayaan baru dan kemudian menjadi kebudayaan bangsa Indonesia sekarang ini. - Asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia masih menuai polemik di kalangan para ahli hingga sekarang. Dari beberapa teori yang dijadikan acuan untuk merunut asal-usulnya, sebagian besar meyakini bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari luar Indonesia. Proses yang menerangkan nenek moyang kita berasal dari luar Indonesia adalah adalah proses perpindahan penduduk dari satu negara ke negara lain untuk menetap. Baca juga 5 Teori Asal-usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia Tahap migrasi Tahap perpindahan dan jalur migrasi nenek moyang bangsa Indonesia ada tiga, yaitu Melanesoid Proto Melayu Deutro Melayu Melanesoid Tahap pertama adalah migrasi manusia yang berasal dari ras Negroid atau Melanesoid ke kepulauan Indonesia. Dari Yunnan di China Selatan, bangsa berkulit hitam ini pergi menuju arah selatan memasuki Vietnam dan sampai di Nusantara. Suku bangsa Melanesoid datang dengan membawa kebudayaan yang setingkat lebih tinggi dibandingkan dengan kebudayaan penduduk asli Indonesia waktu itu. Selain itu, kedatangan ras Melanesoid juga menjadi tonggak awal dimulainya Zaman Mesolitikum atau Batu Tengah di Indonesia.

peta jalur migrasi nenek moyang bangsa indonesia